kumpulan kata mutiara, puisi, dan cerpen romantis dan beberapa pelajaran pelajar SMK Negeri 2 Pekanbaru
WELCOME TO MY BLOG
PERINGATAN!!!!!!!!!
DILARANG KERAS MEMPERBANYAK / MENCOPY PASTE KARYA YANG ADA DI DALAM BLOG INI.
KALAU MELANGGAR SAYA SUMPAHIN JOMBLO SEUMUR HIDUP!!! AMIN!!!!!!!!!!!!
WELCOM TO MY DIARY
I HOPE YOU WILL ENJOY IN MY BLOG.. ^_^
AND GET MANY INFORMATION IN HERE
AND GET MANY INFORMATION IN HERE
Translate
search
Tuesday, September 25, 2012
REKAYASA CINTA
Zaman sekarang cinta sudah banyak yang di permainkan. Cinta
sudah tak lagi di anggap serius oleh sebagian orang. Akibatnya banyak terjadi
kasus perceraian, pacaran dalam waktu sangat singkat dan masih banyak kasus
yang terjadi di kalangan masyarakat.
Zaman yang sudah canggih dapat di manfaatkan untuk
memanipulasi cinta seperti, pacaran hanya lewat jejaringan social. Memang
terdengar aneh. Namun itu benar-benar terjadi. Saya sendiri pernah
mengalaminya, dan akhir dari hubungan itu adalah sebuah luka yang sangat dalam.
Yang sampai sekarang masih berbekas di hati saya.
Rindu, sayang, perhatian, semuanya bisa di palsukan. Umur
saja bisa mereka mainkan. Kalau cinta sudah direkayasa, bocah pun di sulap jadi
dewasa. Rindu, sayang, dan perhatian itu sangat sulit di bedakan mana yang
tulus dan mana yang buatan (palsu). Hati-hati jangan sampai terjebak permainan
dan sandiwara para bandit-bandit cinta.
HANYA SAHABAT
hari ini tepatnya tanggal 1
januari 2012. Tadi malam adalah malam pergantian tahun. Semua orang
memiliki acara masing-masing. Sedangkan
gw, hm…. Sampai jam 11 belum tahu mau ngapain. Cw yang gw ajak buat jalan mala
mini, ternyata nggak bisa keluar (nggak diizinin ortunya) huft malangnya nasib
gw. Tapi gw gak kehabisan ide, gw buat di sms
lebih kurang sepuluh menit gw nunggu jawaban dan akhirnya
ada satu orang yang balas. Si Ilham. Teman dekat gw. Dia ngajak gabung dengan
dia dirumah temanya. Katanya mereka lagi bakar ayam. Sebenarnya sih gw berharap
cw yang balas dan ngajak jalan. Tapi, nggak apa-apalah. Dari pada nggak ada
acara saa sekali. Trus gw minta dia jemput gw kerumah, pas dia kerumah gw yang
dia temuin bukan gw. Tapi bokap gw. Soalnya gw lupa kalau ada janji dengan dia.
Jadi gw pergi dengan sahabat gw Ardian. Tapi belum lagi gw jauh keluar perumnas
unri (tempat tinggal gw), si ilham sms gw. Katanya dia sedang ada di depan
rumah gw.
Gw bingung. Ngapain si Ilham dating kerumah. Setelah gw
fikir-fikir, gw baru ingat gw ada janji dengan dia. Spontan gw langsung minta
teman gw Ardian buat nganterin gw pulang. Gw bilang ada keadaan darurat.
Setelah gw tiba di rumah. Si Ilham dan temanya ternyata sudah menunggu lama.
Setelah beberapa percakapan. Gw dan ilham langsung menuju
tempat yang kami tuju. Yaitu rumah temanya si Ilham. Setibanya kami di sana,
ternyata gw udah gk kebagian makanan. Yang gw dapat Cuma jagung bakar. Itu pun
berdua dengan ilham (cie,,,, romantisnya) tapi nggak seperti yang loe bayangin
jagung itu kami bagi dua. Buka di makan berdua. Malam ini gw gak berselera
banget. Jadi gw nggak makan jagungnya semua. Trus kan masih ada sisanya tuh.
Sambil meneruskan curhatnya si Ilham langsung aja nyerobot jagung sisa gw itu
yang gw taruh di piring dengan kumpulan tampang jagung yang lainya. (Dasar
rakus banget ni orang)
HANYA SEMENTARA
Kini
tlah tiba saatnya aku pergi
Menggapai
masa depan
Menaiki
tangga menuju kesuksesan
Agar
ku dapat bahagiakanmu di masa depan
Ini
adalah pilihan berat bagiku
Karena
ku harus pergi meninggalkanmu
Sebelum
kamu teteskan airmata itu
Aku
tlah lebih dulu meneteskan airmata ini
Cintaku
begitu dalam padamu
Sayangku
begitu tulus untukmu
Ku
tahu ini berat bagimu
Bagitu
juga aku
Ku
tahu harimu terasa sepi tanpa kehadiranku
Akupun
begitu
Jangan
pernah ragukan kesetiaanku padamu
Antara cinta dan persahabatan
Pagi
hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat
keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk
bermain bola basket.
“Ayo
kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku.
“Sekarang?”
tanyaku dengan sedikit mengantuk.
“Besok!
Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.
“Sebentar
aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”,
“Iya
tapi cepat ya” pintanya.
Setelah
aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah
kakekku.
“Wah
dingin ya.” kataku pada temanku.
“Cuma
begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.
Setelah
sampai di lapangan ternyata sudah ramai.
“Ramai
sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya.
“Ah!
Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan
orang-orang disini.” paksanya.
“Males
ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah
kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain
basket.
“Ano!”
seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku.
Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku
mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat.
“Bella?”
tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu,
kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan
hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana.
“Hai
masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku.
“Bella
kan?” tanyaku padanya.
“Yupz!”
jawabnya sambil tersenyum padaku.
Setelah
kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan.
“Van!
Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket.
“Apa
lagi?” tanyanya padaku dengan malas.
“Ada
yang dateng” jawabku.
“Siapa?”tanyanya
lagi,
“Bella!”
jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik.
“Siapa?
Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”.
Akhirnya
Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami.
Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya.
“Bela?”
tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah.
“Kenapa
kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela.
“Ye
GR! Dia tu kesini mau ketemu aku”
jawabku
sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu.
“Bukan
aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya.
“Yah
nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas.
“Ya
kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.
Akhinya
Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan
Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang
kira-kira masih berumur 4 tahun.
“Bell,
ini siapa?” tanyaku kepadanya.
“Kamu
lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya.
“Oh
iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”.
“Dasar
pikun!” ejek Ivan padaku.
“Emangnya
kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan.
“Nggak
sih!” jawabnya malu.
“Ye
sama aja!”. “Biarin aja!”.
“Udah-udah
jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman.
“Eh
nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua.
“Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang.
“Ye
kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek
Ivan padaku.
“Maaf
banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Bella.
“Oh
gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku.
“Ok
deh!” jawabku cepat.
Saat
yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit
keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella
aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan
aku masuk.
“Eh
ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah.
“Iya
tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah.
Ibu
Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main
kerumah Bella.
“Bella
ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella.
“Iya
ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya.
Setelah
selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya.
“Udah
siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.
Setelah
pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku
tak pernah lepas dari Bella.
“Ano
kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku.
“Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.
Kami
pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari
barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang
diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah.
Sampai
dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi.
“Ayo
Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku.
“Ya
tante.” jawabku pada tante Vivi.
Setelah
waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung
masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
“Kemana
aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku.
“Dari
jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan.
Selesai
makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan
Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella.
“Nggak!
Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam
hati.
Satu
minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya
Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella.
Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan
kalau aku suka pada Bella.
“Bella
aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.
“Maaf
ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku.
“Kita
lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!
”Aku
memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung.
Dan
akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa
aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap
persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.. ^_^
Saturday, September 8, 2012
Kekuatan Cinta
cinta selalu saja berhasil mengalahkan keteguhan hatiku,
setiap kali ku mencoba bangkit dari kekelahan,
cinta selalu saja punya cara untuk membuatku terjatuh dan terluka kembali,
setiap kali ku mencoba tuk lari darinya,
cinta slalu saja dapat menemukanku.
berkali-kali aku bangkit dari penderitaan.
berkali-kali pula aku di hancurkan oleh cinta.
namun ku tak pernah menyerah untuk dapatkan cinta yang tulus dan indah
walau ku harus terjatuh dan terluka karenanya
cinta itu bagaikan mawar yang berduri
jika kita tidak berhati-hati dengannya
maka duri dan racunnya dapat menyakiti bahkan melukaimu
semua itu sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan
yaitu sebuah kebahagiaan yang sempurna
untuk mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dari cinta
kita harus mampu terus bangkit dari kehancuran yang disebabkan oleh cinta
kita harus mampu menahan sakit yang ditoreh oeh cinta
karena untuk mendapatkan hasil yang sempurna
kita harus berusaha untuk mendapatkannya tanpa kenal putus asa
Pilihan Dalam Hidup
Aku tak pernah tahu apakah keputusan yang ku ambil benar atau salah. Semuanya terlihat sama saja. Maafkan aku sayang, bukan aku tak cinta padamu. Tapi ku tak tahan bila terus begini. Ku tak ingin membuat hatiku terus terluka yang pada akhirnya membawaku pada kehancuran.Bila nanti kita memang berjodoh, kan ku temui dirimu saat ku telah menggenggem dunia.
Maaf, aku harus pergi dari hidupmu. Karena ku tak ingin buatmu sengsara bila masa depan kita hancur akibat masalah yang selalu muncul diantara kita. Semua masalah yang selalu muncul membuatku hancur, memudarkan semangatku menyongsong masa depan.
Buktikan kesetiaan cintamu padaku, saat dunia telah berada di dalam genggamanku. Sampai jumpa sayang, ku tak akan pernah melupakanmu.
Seandainya kau telah temukan yang lebih baik dariku, maka berbahagialah bersamanya. Bila kau bahagia akupun akan turut bahagia.
Friday, September 7, 2012
Sikap Dewasa
Banyak yang bilang kalau sikap dewasa itu sangat kita perlukan agar kita bisa berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya, meskipun begitu sebenarnya saya tidak begitu mengerti dengan yang dimaksud bersikap dewasa. Tapi sebelumnya, yang saya tidak mengerti di sini maksudnya adalah, tentang seperti apa sih sikap dewasa itu? Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan kebijaksanaan? Saya masih belum begitu paham.
Belajar Sikap Dewasa Menyikapi Permasalahan HidupPertanyaan itu muncul ketika saya sudah mulai asyik menggeluti dunia membaca, karena secara tidak sadar ternyata sejak saya memulai aktivitas membaca, banyak orang yang bilang kalau sedikit demi sedikit ada sikap dewasa dari pikiran-pikiran saya. Karena tidak begitu mengerti dengan yang dimaksud sikap dewasa, maka saya hanya bisa memberikan senyuman kepada orang-orang tersebut.
Selama 17 tahun menjalani berbagai aktivitas kehidupan ini, saya sedikit demi sedikit belajar banyak tentang macam-macam bagaimana kita menyikapi berbagai persoalan yang mana juga menuntut sikap dewasa agar persoalan itu bisa segera ditemukan solusinya.
Meski sudah mengalaminya sendiri, saya masih tetap saja tidak mengerti tentang yang dimaksud dengan sikap dewasa ini.Pernah suatu ketika saya sedang menyaksikan acara televisi, ada yang mengatakan kalau orang yang punya sikap dewasa adalah orang yang berprasangka kalau dirinya itu masih memiliki sikap seorang anak-anak. Sedangkan anak-anak itu selalu menganggap dirinya sudah mempunyai sikap dewasa.
Apakah benar seperti itu?Jika mengingat apa yang sudah pernah saya alami ketika masih kecil, mungkin kalimat semacam tadi ada benarnya juga, karena dulu ketika saya masih anak-anak atau remaja lebih tepatnya, saya selalu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa dan saya sering kali menganggap kalau saya bisa melakukan segalanya meski tanpa bantuan orang lain.Tapi rasa semacam itu pun akhirnya sedikit demi sedikit mulai menghilang sejak saya mulai mempelajari tentang arti kehidupan ini, yang awalnya saya dulu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa, tapi karena seiring pembelajaran yang saya dapat malah justru saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil.
Tapi karena prasangka itu, saya justru jadi ingin belajar untuk mempunyai sikap dewasa.Malu rasanya kalau meskipun usia sudah tidak bisa dianggap sebagai seorang anak-anak, tapi kelakuannya lebih mirip dengan anak-anak kecil. Terkadang mungkin kita tidak menyadari kalau kita sebenarnya punya kelakuan mirip seperti anak kecil, makanya tak jarang sekarang ini ada saja orang-orang dewasa tapi kelakuannya aneh-aneh. Misalnya, kalau keinginannya tidak dituruti maka dia memberontak atau memaksa, apakah yang semacam itu bisa disebut sikap dewasa?Jadi mungkin, untuk kalimat yang di atas tadi saya kira memang cukup tepat.
Tapi lagi-lagi mungkin akan muncul pertanyaan, bagaimana agar bisa menumbuhkan prasangka kalau sikap kita ini masih anak kecil? Jawaban pertanyaan tersebut saya kira adalah dengan introspeksi diri, maka kita bisa melihat atau mengetahui apakah sikap kita ini sebagai anak kecil ataukah sikap dewasa?Selain itu, meski mungkin nanti kita sudah bisa mengetahui sikap kita yang sebelumnya, tapi jika masa depan juga tidak kita pikirkan, maka kita juga berarti masih belum mempunyai sikap dewasa. Karena masa depan juga sangat mempengaruhi sikap kedewasaan seseorang, maka penting bagi kita untuk bisa mengolah semua kesempatan yang ada saat ini dengan penuh sikap dewasa.Kira-kira gambaran seperti itulah dari sebatas apa yang saya pahami mengenai arti suatu sikap kedewasaan, yang mana saat ini saya sedang belajar memiliki sikap dewasa karena memang saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil dalam menuliskannya.
Berharap dari coretan anak kecil ini, bisa mendatangkan manfaat bagi para pembacanya. Salam :)
Subscribe to:
Posts (Atom)