Hingga tiba pada saatnya kami tampil.
Dari rumah, aku sudah terkena demam panggung. Tapi anehnya, selama persiapan acara, demam panggung itu hilang entah kemana. Apalagi saat latihan terakhir denganya.
Dan akhirnya acara berlangsung dengan lancar, walau ada sedikit kesalahan yang aku lakukan, untung saja dia dapat menutupi semua kesalahan yang aku lakukan.
Setelah acara atau momen menegangkan itu usai, kami semakin dekat.
Pada suatu minggu aku sedang di karantina (gasuku) untuk ujian pengambilan sabuk hitam.
suasana sepi, dan sunyi. karena semua peserta gasuku sudah pada tidur gara-gara kecapean.
aku bingung mau ngapain, dan entah darimana datangnya tiba-tiba timbul rasa untuk menelefon dia.
ku beranikan untuk menelefonya, namun aku masih bingung mau membahas soal apa.
tapi karena desakan rasa suntuk aku nekat untuk menelefonnya. setelah beberapa kali aku menghubungi tak ada jawaban sama sekali. hingga pada saat aku mulai putus asa, sebuah sms masuk "ada apa ndre..."
lalu aku mencoba menghubunginya kembali.....
tanpa ku sadari obrolan kami mengalir bagai air di sungai.
sesekali terdengar tawanya dari seberang. dan tak jarang dibarengi oleh tawaku.
dan kamipun tiba pada puncak pembicaraan yang mulai serius. aku mulai berani bertanya apakah ia sudah punya pacar.
hingga pada akhirnya aku unkapkan perasaan ini lewat telefon.
ia terdiam sebentar, lalu........
No comments:
Post a Comment