Dunia, tempat dimana manusia mengadu nasib demi menyambung nyawa. Setiap insan di dunia ini mengadu keberuntungan hingga kenegri sebrang. Jauh-jauh datang dari kampung halaman, mengadu nasib pergi ke ibukota.

Namun tak semua insan dapat merubah nasib di perantauan. Hidup di ibukota tak semudah membalik telapak tangan, hidup di ibukota penuh cobaan dan tantangan. Gemerlap ibukota bagai fatamorgana yang menarik insan untuk mencoba peruntungan, walau mereka tahu akibat yang akan mereka tanggung bilamana mereka gagal. Namun tak jarang mereka yang sabar dan pantang menyerah dapat berhasil menaklukkan kehidupan yang keras di ibukota.

Ibukota bagai seorang ibu tiri yang tak mengenal belas kasihan, tak pernah pandang buluh. Tak hanya mereka yang kuat yang akan di uji di ibukota, namun siapa saja yang telah berani mengadu nasib di ibukota pasti akan merasakan pahitnya hidup di ibukota. Berani menantang kehidupan ibukota, berarti harus siap menderita di tengah gemerlap ibukota.

Jangan pernah bermain dengan kehidupan ibukota bila tak ingin sengsara. Jangan pernah menantang kehidupan ibukota bila tanpa persiapan yang matang.

Nasib tergantung pada bekal yang kita kumpulkan, semakin banyak pengalaman kita dalam hidup, maka akan semakin bahagia kehidupan kita selanjutnya.

Perbanyaklah pengalaman sewaktu muda, untuk bekal hidup di hari tua. Jangan pernah buang waktumu, karena waktu tak dapat kembali. Sayangilah waktu dengan cara menggunakannya dengan sebaik-baiknya, agar membawa sebuah kebahagiaan.